Powered By Blogger

Selasa, 17 April 2012

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

         Inkuiri yang dalam bahasa inggris inqury, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri merupakan suatu proses umum yang dilakuakan manusia untuk mencari atau memahami informasi.
Pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran yang mendorong siswa untuk menyelidiki masalah agar menemukan penjelasan-penjelasan yang ada dengan menggunakan cara-cara dan keterampilan-keterampilan ilmiah. Gulo menyatakan inkuiri berarti suatu rangkayan kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

         Sarana utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis  dan sistematis pada tujuan pembelajaran; (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang dikemukakan dalam proses inkuiri. Dari penjelas tersebut nampak bahwasanya ada kondisi umum antara guru dan siswa sebagai syarat timbulnya kegiatan inkuiri. Kondisi umum siswa dan guru itu di jelaskan sebagai berikut.
Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa adalah:
  1. Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi;
  2. Inkuiri berfokus pada hipotesis ; dan
  3. Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta).
Peranan guru sebagai berikut:
  1. Motivator, memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berpikir.
  2. Fasilitator, menunjukan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan.
  3. Penanya, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat.
  4. Administrator, bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas.
  5. Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
  6. Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.
  7. Reweder, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.

         Adapun kemampuan yang diperukan untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan.
         Permasalahan bisa timbul tanpa disadari ataupun bisa direncanakan atau dibimbing oleh guru. Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan. Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut dibuat dalam LKS, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis.

b. Merumuskan hipotesis.
         Setelah ada pertanyaan, siswa diminta memberikan jawaban yang mereka miliki sebagai hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara  atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini, guru menanyakan kepada siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin. Dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.

c. Mengumpulkan data
         Untuk mengembangkan kemampuan mengumpulkan data dari siswa, maka siswa dilibatkan dalam proses mengumpulkan data dan teknik-teknik yang digunakan. Dengan pengalaman, kemampuan siswa dalam mengumpulkan data-data yang valid dan reliabel akan meningkat. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel, matrik, atau grafik.

d. Analisi data.
         Pada fase analisi data ini, siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam menguji hipotesis adalah pemikiran ‘benar’ atau ‘salah’. Setelah memperoleh kesimpulan, dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya.

e. Membuat kesimpulan.
         Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa. Pada kenyataanya, kesimpulan akan mengarah pada pertanyaan-pertanyaan tambahan. Membuat suatu jalan pada permasalahan inkuiri yang baru. Ini adalah proses yang berkelanjutan dalam ilmu pengetahuan dan dunia.

         Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak dianjurkan oleh karena pembelajaran ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
  1. Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajarn melalui model ini dianggap lebih bermakna.
  2. Pembelajaran inkuiri ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
  3. Pembelajaran inkuiri ini merupakan pembelajaran yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
  4. Keutungan lain adalah pembelajaran inkuiri ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lama dalam belajar.

HAKEKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologi belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Defenisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Di sini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyainya sebelumnya. “Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan, dan memiliki tentang sesuatu” menurut (Fudyartanto dalam Baharuddin dan Nur Wahyuni, 2007:13).

          Pengertian belajar dijelaskan juga oleh Hilgrad dan Bower belajar (to learn) memiliki arti: 1) to again knowledge, comprehension, or mastery of trough experience or study; 2) to fix in the mind or memory; memorize; 3) to acquire trough experience; 4) to become in forme of to find out. Menurut definisi tersebut belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.

          Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Sebagai proses akan terarahnya kepada tercapainya tujuan (goal oriented), dalam aspek ini dapat dilihat dari pihak siswa untuk mencapai sesuatu yang berarti baginya maupun guru sesuai dengan tujuan. Belajar merupakan komponen paling vital dalam setiap usaha penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, sehingga tanpa proses belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan.

          Henry E.Garret berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Selain itu, Gagne juga menyatakan belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Jadi didalam belajar ada waktu yang dibutuhkan, dengan seiring berjalannya waktu belajar itu banyak terdapat proses pembelajaran.

           Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru. Menurut (Corey dalam Sagala, 2011:61) pembelajaran adalah “ suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasai tertentu”. Sedangkan menurut (Muhaimin dalam Riyanto, 2010:131) “pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar”. Di sekolah banyak komponen-komponen pembelajaran, dan salah satu contohnya adalah pembelajaran matematika. Sebagaimana dijelaskan diawal penulisan ini matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan, baik dari TK sampai ke jenjang perguruan tinggi.

           Defenisi matematika menurut (Soedjadi, 2000:11) sebagai berikut:
  1. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematis.
  2. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.
  3. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran ligik dan berhungan dengan bilangan.
  4. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.
  5. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.
  6. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
           Menurut (Jhonson dan Rinsing dalam Maukar) dalam bukunya mengatakan bahwa “matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefenisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide dari pada bunyi”.
Belajar matematika tidak sekedar learning to know, melainkan harus ditingkatkan menjadi learning ti do, learning tobe, hingga learning to live together. Sesuai dengan Peraturan Menteri No 22 Tahun 2006 tentang tujuan pembelajaran matematika agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
  1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
  2. Menggunakan penalaranpada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan tau pernyataan metematika.
  3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
  4. Menkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
          Belajar matematika merupakan suatu aktivitas mental untuk memahami arti dan struktur-struktur, hubungan-hubungan atau simbol-simbol, serta manipulasi konsep-konsep yang dihasilkan ke situasi dunia nyata, sehingga menyebabkan perubahan. Jadi hakekat pembelajaran matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungannya yang diatur menurut aturan yang logis.